Blogroll

MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF, KREATIF DAN STUDENT CENTER  Model Pembelajaran Ada beberapa model pembelajaran yang layak untuk diaplikasikan...

MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF, KREATIF DAN STUDENT CENTER



 Model Pembelajaran Ada beberapa model pembelajaran yang layak untuk diaplikasikan dalam

pembelajaran abad 21. Namun menurut (Abdur Rohim, 2016) yang paling populer dan banyak di

implementasikan adalan model Pembelajaran Project Based Learning dan Inquiry Based Learning

1) PBL atau Pembelajaran Berbasis Proyek

Merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan

mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.

Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan

peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui PBL, proses inquiry dimulai

dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam

sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat

pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus

berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya.

PBL merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi

atensi dan usaha peserta didik. Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar

yang berbeda, maka Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik

untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan

melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan investigasi

mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.

2) Inquiry Based Learning

Kata “Inquiry” berasal dari Bahasa Inggris yang berarti mengadakan penyelidikan, menanyakan

keterangan, melakukan pemeriksaan, inkuiri berarti pertanyaan atau pemeriksaan, penyelidikan. Di

dalam inquiry terdapat keterlibatkan siswa untuk menuju ke pemahaman. Lebih jauh disebutkan bahwa

keterlibatan dalam proses belajar akan berdampak pada perolehan keterampilan dan sikap yang

diperlukan untuk pemecahan masalah, yakni menemukan jawaban dari pertanyaan yang selanjutnya

digunakan untuk membangun pengetahuan baru bagi siswa. Inquiry didefiniskan sebagai usaha

menemukan kebenaran, informasi, atau pengetahuan dengan bertanya.

Seseorang melakukan proses inquiry dimulai ketika lahir sampai dengan ketika meninggal dunia. Proses

inquiry dimulai dengan mengumpulkan informasi dan data melalui pancaindera yakni penglihatan,

pendengaran, sentuhan, pencecapan, dan penciuman. Pendekatan IBL adalah suatu pendekatan yang

digunakan dan mengacu pada suatu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan (informasi), atau

mempelajari suatu gejala.

Pembelajaran dengan pendekatan IBL selalu mengusahakan agar siswa selalu aktif secara mental

maupun fisik. Materi yang disajikan guru bukan begitu saja diberitahukan dan diterima oleh siswa,

tetapi siswa diusahakan sedemikian rupa sehingga mereka memperoleh berbagai pengalaman dalam

rangka “menemukan sendiri” konsep-konsep yang direncanakan oleh guru. Inquiry based learning

adalah sebuah teknik mengajar di mana guru melibatkan siswa di dalam proses belajar melalui

penggunaan cara-cara bertanya, aktivitas problem solving, dan berpikir kritis. Hal ini akan memerlukan

banyak waktu dalam persiapannya. Inquiry based learning biasanya berupa kerja kolaboratif.


Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok diberi sebuah pertanyaan atau

permasalahan yang akan mengarahkan semua anggota kelompok bekerja bersama mengembangkan

proyek berdasarkan pertanyaan tersebut untuk menemukan jawabannya. Karena inquiry-based learning

berbasis pertanyaan, maka guru harus menyiapkan pertanyaan yang bersifat terbuka sehingga siswa

dapat mengembangkan pikirannya. Siswa harus diberi kesempatan untuk mencoba menemukan sendiri

konsep yang diajarkan. Lebih dari itu, jika siswa juga diberi kesempatan untuk mengukur kemajuan

belajarnya sendiri, maka hal ini akan membantu mereka belajar.

Sumber :

Abdur Rohim, R. B. (2016). BELAJAR DAN PEMBELAJARAN DI ABAD 21. Universitas Negeri

Yogyakarta.

GURU PENGGERAK  1. Pengertian guru penggerak Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang menerapkan merdeka belajar dan menggerakkan se...

GURU PENGGERAK 



1. Pengertian guru penggerak
Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang menerapkan merdeka belajar dan
menggerakkan seluruh ekosistem pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang berpusat pada
murid. Guru Penggerak menggerakkan organisasi belajar bagi guru di sekolah dan di wilayahnya
serta mengembangkan program kepemimpinan murid untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Untuk menjadi Guru Penggerak, Guru harus mengikuti proses seleksi dan pendidikan Guru
Penggerak selama 9 bulan. Selama proses pendidikan, calon Guru Penggerak akan didukung oleh
Instruktur, Fasilitator, dan Pendamping yang profesional.
Mereka adalah guru-guru terpilih dari seluruh penjuru Indonesia yang telah lulus dari Program
Pendidikan Guru Penggerak. Guru Penggerak yang siap menjadi pemimpin pembelajaran dan
berperan sebagai agen pendorong transformasi pendidikan di Indonesia

2. Peran Guru Penggerak.
Adapun beberapa peran Guru Penggerak untuk Pendidikan dan pembelajaran diantaranya:
1. Menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di Sekolah dan di wilayahnya.
2. Menjadi Pengajar Praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di
Sekolah.
3. Mendorong peningkatan kepemimpinan murid di Sekolah.
4. Membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antara guru dan pemangku
kepentingan di
dalam dan luar Sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
5. Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan di
Sekolah.
6. Mendorong Peningkatan prestasi dan tumbuh kembang murid secara holistik
7. Menumbuhkan budaya belajar kreatif dan kolaboratif
8. Menjadi teladan dan agen transformasi dalam proses pembelajaran
9. Mensosialisasikan dan mengembangkan kultur pembelajaran inovatif berbasis teknologi.

Guru Penggerak diharapkan menjadi katalis perubahan pendidikan di daerahnya dengan
cara:
1. Menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya
2. Menjadi Pengajar Praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di
sekolah
3. Mendorong peningkatan kepemimpinan murid di sekolah
4. Membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antar guru dan pemangku
kepentingan di dalam dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
5. Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan di
sekolah

3. Kurikulum Guru penggerak.



4. Manfaat dan Pentingnya Mengikuti Program Guru Penggerak.
Adapun berikut beberapa manfaat dan pentingnya mengikuti Program Guru Penggerak
(PGP):
1. Pendidikan Guru Penggerak selama 9 bulan dan pengembangan kompetensi dalam
Lokakarya
bersama.
2. Meningkatkan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid.
3. Pengalaman belajar mandiri dan kelompok terbimbing, terstruktur, dan menyenangkan.
4. Pengalaman belajar bersama dengan rekan guru lain yang sama-sama lolos seleksi program
guru penggerak.
5. Pengalaman mendapatkan bimbingan/mentoring dari pengajar praktik (pendamping)
pendidikan guru penggerak.
6. Mendapatkan komunitas belajar baru
7. Mendapatkan sertifikat pendidikan 306 JP dan Piagam Guru Penggerak.
8. Selama pelaksanaan Kemdikbud dan penyelenggara juga akan memberikan dukungan
berupa:
9. Selama pendidikan dan pendampingan mendapatkan bantuan paket data untuk pelatihan
daring (online).
10. Biaya transportasi, konsumsi, dan akomodasi jika diperlukan utk pelaksanaan Lokakarya
(sesuai
kebutuhan).

Sumber :


PELAJAR PANCASILA  1. BERIMAN, BERTAKWA KEPADA TUHAN YME DAN BERAKHLAK MULIA Pelajar Indonesia yang berakhlak mulia adalah pelajar yang bera...

PELAJAR PANCASILA 


1. BERIMAN, BERTAKWA KEPADA TUHAN YME DAN BERAKHLAK MULIA

Pelajar Indonesia yang berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari.

Elemen Kunci:

a. Akhlak beragama

b. Akhlak pribadi

c. Akhlak kepada manusia

d. Akhlak kepada alam

e. Akhlak bernegara

2. BERKEBINEKAAN GLOBAL

Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya

lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan

budaya luhur bangsa.

Elemen Kunci:

a. Mengenal dan menghargai budaya

b. Kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama

c. Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan

3. GOTONG ROYONG

Pelajar Indonesia memiliki kemampuan gotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela

agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan.

Elemen Kunci:

a. Kolaborasi - Kepedulian – Berbagi

4. MANDIRI

Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yaitu bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya.

Elemen Kunci:

a. Kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi

b. Regulasi diri

5. BERNALAR KRITIS

Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara

berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya.

Elemen Kunci:

a. Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan

b. Menganalisasi dan mengevaluasi penalaran

c. Merefleksi pemikiran dan proses berfikir

d. Mengambil keputusan

6. KREATIF

Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan bedampak.

a. Menghasilkan gagasan yang orisinal

b. Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal

MENGENAL PENDIDIKAN DI INDONESIA  1. Pengertian pendidikan Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompo...

MENGENAL PENDIDIKAN DI INDONESIA 



1. Pengertian pendidikan
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang
diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.
Etimologi kata pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti “menuntun,
mengarahkan, atau memimpin” dan awalan e, berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan
“menuntun ke luar”. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir,
merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap
seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan
kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.
Ki Hajar Dewantara, ia mengemukakan bahwa pengertian pendidikan ialah tuntunan tumbuh dan
berkembangnya anak. Artinya, pendidikan merupakan upaya untuk menuntun kekuatan kodrat pada
diri setiap anak agar mereka mampu tumbuh dan berkembang sebagai manusia maupun sebagai
anggota masyarakat yang bisa mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam hidup mereka.
Pendidikan juga bisa dijalani melalui 2 hal yakni pendidikan formal dan non formal.

1. Pendidikan formal ialah pendidikan yang bisa didapat dengan mengikuti kegiatan atau program
pendidikan yang terstruktur serta terencana oleh badan pemerintahan misalnya melalui sekolah
ataupun universitas

2. Pendidikan non formal ialah pendidikan yang bisa didapat melalui aktivitas kehidupan sehari-
hari yang tak terikat oleh lembaga bentukan pemerintahan, misalnya belajar melalui

pengalaman, belajar sendiri melalui buku bacaan serta belajar melalui pengalaman orang lain.
2. Visi Misi Pendidikan Indonesia
Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,
diperlukan perjuangan seluruh lapisan masyarakat.
Tujuan Pendidikan Nasional
Pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa; Melalui pendidikanlah bangsa akan tegak
mampu menjaga martabat. Dalam UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3,
disebutkan “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Visi dan misi pendidikan nasional telah menjadi rumusan dan dituangkan pada bagian “penjelasan”
atas UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Visi dan misi pendidikan nasional ini adalah
merupakan bagian dari strategi pembaruan sistem pendidikan.
Visi Pendidikan Nasional
Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya system pendidikan sebaga pranata social yang
kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi
manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah.

Misi Pendidikan Nasional
Dengan visi pendidikan tersebut, pendidikan nasional mempunyai misi sebagai berikut:
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu
bagi seluruh rakyat Indonesia;
2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini
sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar;
3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan
pembentukan kepribadian yang bermoral;
4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan
ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan
global; dan
5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip
otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI.

Sumber :


MERDEKA BELAJAR   1. Pengertian merdeka belajar Merdeka Belajar adalah program kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik...


MERDEKA BELAJAR

 



1. Pengertian merdeka belajar
Merdeka Belajar adalah program kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia (Kemendikbud RI) yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet
Indonesia Maju, Nadiem Anwar Makarim.
Pada tahun mendatang, sistem pengajaran juga akan berubah dari yang awalnya bernuansa di dalam
kelas menjadi di luar kelas. Nuansa pembelajaran akan lebih nyaman, karena murid dapat berdiskusi
lebih dengan guru, belajar dengan outing class, dan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi
lebih membentuk karakter peserta didik yang berani, mandiri, cerdik dalam bergaul, beradab, sopan,
berkompetensi, dan tidak hanya mengandalkan sistem peringkat (ranking) yang menurut beberapa
survei hanya meresahkan anak dan orang tua saja, karena sebenarnya setiap anak memiliki bakat dan
kecerdasannya dalam bidang masing-masing. Nantinya, akan terbentuk para pelajar yang siap kerja dan
kompeten, serta berbudi luhur di lingkungan masyarakat.
Peran guru sebagai seorang pendidik yang ditugaskan untuk mendidik, mengajar, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, oleh karena itu guru harus mampu mengidentifikasi
bakat setiap siswanya supaya dapat memberikan pengarahan dan mengembangkannya sesuai dengan
bakat dan minat yang dimiliki. Setiap anak memiliki bakat dan kepribadian yang berbeda, sehingga
mendidik anak merupakan hal yang menarik dan unik.
Maka dalam mendukung hal tersebut penguasaan keterampilan juga diperlukan, terutama generasi
muda Indonesia untuk memakmurkan kebutuhan rakyat dari suatu bangsa, bukan hanya dari segi
materiil, namun lebih memaknai akan pentingnya ilmu dan pengalaman hidup. Berbagai pengalaman
hidup tersebut serta mempunyai banyak keterampilan atau multitalenta yang dianjurkan dipelajari oleh
muda-mudi Indonesia agar dapat mencapai pribadi yang tidak hanya berilmu namun mengerti, terampil,
menghargai perbedaan, kritis, dan mudah menyelesaikan masalah terutama dalam dunia kerja,
bermasyarakat, dan bernegara.
2. Kebijakan Baru Kemendikbud RI
Pokok-pokok kebijakan Kemendikbud RI tertuang dalam paparan Mendikbud RI di hadapan para kepala
dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota se-Indonesia, Jakarta, pada 11 Desember 2019.
Ada empat pokok kebijakan baru Kemendikbud RI, yaitu:
 Ujian Nasional (UN) akan digantikan oleh Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter.
Asesmen ini menekankan kemampuan penalaran literasi dan numerik yang didasarkan pada
praktik terbaik tes PISA (Programme for International Student Assesment). Berbeda dengan UN
yang dilaksanakan di akhir jenjang pendidikan, asesmen ini akan dilaksanakan di kelas 5, 8, dan
11. Hasilnya diharapkan menjadi masukan bagi sekolah untuk memperbaiki proses pembelajaran
selanjutnya sebelum peserta didik menyelesaikan pendidikannya.
 Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) akan diserahkan ke sekolah. Menurut
Kemendikbud, sekolah diberikan keleluasaan dalam menentukan bentuk penilaian, seperti
portofolio, karya tulis, atau bentuk penugasan lainnya.
 Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Menurut Nadiem Makarim, RPP
cukup dibuat satu halaman saja. Melalui penyederhanaan administrasi, diharapkan waktu guru
dalam pembuatan administrasi dapat dialihkan untuk kegiatan belajar dan peningkatan
kompetensi.
 Dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB), sistem zonasi diperluas (tidak termasuk daerah
3T). Bagi peserta didik yang melalui jalur afirmasi dan prestasi, diberikan kesempatan yang
lebih banyak dari sistem PPDB. Pemerintah daerah diberikan kewenangan secara teknis untuk
menentukan daerah zonasi ini.

3. Tujuan Dan Manfaat Merdeka Belajar.
Program Guru Belajar dan Berbagi seri Guru Merdeka Belajar dirancang untuk menjawab persoalan
yang dirasakan guru dalam menjalani profesinya. Beberapa persoalan yang dihadapi oleh guru
diantaranya:
1) Banyaknya tugas dan tanggung jawab baik yang terkait dengan pembelajaran maupun administrasi;
2) Guru sering mengikuti banyak pelatihan namun tidak sesuai dengan kebutuhannya;

3) Guru merasa kelelahan dan merasa tidak berkembang kariernya meskipun sudah mengajar bertahun-
tahun.

Memperhatikan berbagai persoalan yang dihadapi guru maka program ini bertujuan untuk membantu
para guru di seluruh tanah air mendapatkan kunci pengembangan diri: kemerdekaan, kompetensi,
kolaborasi dan karier.
Secara umum tujuan Guru program Guru Belajar seri Guru Merdeka Belajar adalah untuk meningkatkan
kompetensi, menunjukkan kebiasaan refleksi untuk pengembangan diri secara mandiri, dan
berpartisipasi aktif dalam jejaring dan organisasi profesi untuk mengembangkan karier.

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Merdeka_Belajar

https://www.edukasinfo.com/2021/11/tujuan-dan-manfaat-program-guru-
merdeka.html#:~:text=Beberapa%20manfaat%20mengikuti%20program%20ini,melejitkan%20karier%
20dan%20sekaligus%20berkontribusi

 PEMBELAJARAN ABAD 21 1. Pilar pembelajaran Abad 21 Dalam upaya memajukan dunia pendidikan Ada empat pilar Pendidikan yang dapat menopang pe...

 PEMBELAJARAN ABAD 21




1. Pilar pembelajaran Abad 21

Dalam upaya memajukan dunia pendidikan Ada empat pilar Pendidikan yang dapat menopang

pendidikan di Indonesia. Pilar Pendidikan abad 21 terdiri dari :

1) Belajar untuk mengetahui (learn to know) dimana kegiatan aktifitas belajar untuk mencari dan

mengetahui sesuatu yang bermanfaat bagi individu. Berarti belajar untuk mengetahui lebih kepada

pada aspek kognitif atau Pengetahuan ( Knowledge) .Kemampuan untuk mengenali dan mengingat

materi dari yang sederhana hingga yang lebih sulit.

2) Belajar untuk mengerjakan (learn to do) yaitu mengerjakan sesuatu dengan baik, tentu harus

memiliki keterampilan dan kecakapan Dimana ilmu pengetahuan tidak selalu bersifat teoritis namun

ada pula yang memerlukan keterampilan untuk menerapkannya. Seseorang perlu terus berusaha dan

berlatih untuk mendapatkan skill sesuai yang diharapkan.

3)Belajar untuk hidup bermasyarakat (learn together) Manusia sebagai makhluk sosial tentu saling

membutuhkan satu sama lain dalam kehidupan .Prinsip kerja sama dan gotong royong dan rasa sosial

dalam kehidupan sehari hari menjadi bagaian yang melekat bermasyarakat .

4) Belajar untuk menjadi diri sendiri (learning to be) Pilar ini mendorong manusia untuk belajar

mengembangkan diri. Pendidikan yang dijalani harus mampu memperkukuh jati diri individu sebagai

umat beragama, memperkuat keimanan dan ketaqwaan dan akhlak mulia , dimana dapat menumbuhkan

rasa kebangsaan dan bernegara yang dimulai dari akhlak atau karakter diri sendiri yang lebih baik.

2. Pengertian Pembelajaran Abad 21

Abad 21 berpusat pada perkembangan Era Revolusi Industri 4.0 yang mengedepankan

pengetahuan sebagai tombak utama. Namun, dengan pengetahuan saja tidak cukup untuk

mewujudkan Era Revolusi Industri 4.0, karena perlu adanya keseimbangan antara pengetahuan

dengan keterampilan sebagai dasar dari sumber daya manusia yang berkualitas pada

perkembangan zaman. Mengasah keterampilan melalui pembiasaan diri dan pemenuhan

kebutuhan hidup dalam berbagai macam hal yang didasari oleh pengetahuan.Pembelajaran abad ke 21

diharapkan dapat membuka lebih lebar kesempatan kerja dan memperluas lapangan kerja bagi

masyarakat Indonesia sebagai sumber daya manusia yang berkualitas dan unggul. Untuk

membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, maka dibutuhkan tenaga pendidik yang siap

mengajar dan mendidik melalui pembelajaran abad 21yang tentunya diharuskan relevan dengan

perkembangan Era Revolusi Industri 4.0. Pembelajaran abad 21 berfokus pada student center

dengan tujuan untuk memberikan peserta didik keterampilan berpikir diantara lain: (1) berpikir

kritis, (2) memecahkan masalah, (3) kepahlawanan, (4) berkomunikasi, (5) berkolaborasi, (6)

karakter dan kreatif. Oleh sebab itu diharapkan pendidikan dapat menciptakan sumber daya

manusia yang berkualitas dalam bidang teknologi informasi dan juga aspek kemanusiaan karena

pembelajaran abad 21 lebih mengintegrasikan terhadap pengetahuan dan keterampilan.(Rifa Hanifa

Mardhiyah, 2021)


3. Konsep 6C

Ada enam ( 6 ) keterampilan yang harus di miliki siswa dalam pembelajaran abad 21 ini :

1. Komunikasi (communication)

Kemampuan berkomunikasi peserta didik pada pembelajaran abad 21 ini harus di asah, karena

berkomunikasi merupakan kegiatan sehari-hari sebagai penyampaian pesan. Bukan hanya pada kegiatan

sehari-hari saja kemampuan komunikasi di butuhkan melainkan juga untuk kegiatan belajar mengajar di

sekolah. Kegiatan guru mengajar merupakan salah satu pengaplikasian kemampuan berbicara kepada

peserta didik.

Pentingnya kemampuan berkomunikasi dalam pembelajaran pada abad 21 ini guna memperbaiki bahasa

agar tidak adanya kesalah pahaman dari pembicara kepada lawan bicara, metode yang diterapkan untuk

meningkatkan kemampuan berkomunikasi ini sudah banyak di coba pada jenjang sekolah dasar. Dari

kemampuan berkomunikasi perta didik dapat menyampaikan ide ide yang dimilikinya kepada teman

atau lawan bicara


2. Kerja sama (collaborative)

Perlunya kemampuan bekerja sama yang diterapkan pada peserta didik, karena selain menjadi makhluk

inidu manusia juga makhluk sosial yang dimana kemampuan dalam bekerja sama digunakan pada

berbagai bidang seperti pada bidang pendidikan, sistem pembelajaran pada abad 21 bukan lagu berpusat

kepada gurunya melainkan berpusat pada keaktifan peserta didik.

Peserta didik memiliki peran penting dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran,

model yang di kembangkan pada pembelajaran abad 21 ini bukan lagi model ceramah saja melainkan

model project basic learning, discorvery learning dan masih banyak model lainnya yang membutuhkan

kemampuan kerjasama antar siswa. Pembelajaran dengan mengaitkan kemampuan kerja sama juga

memberikan dampak berkesan kepada peserta didik.


3. Berfikir Kritis (Critical Thinking)

Kemampuan berfikir kritis dapat diasah saat anak duduk di bagku sekolah dasar, sistem evaluasi pada

pembelajaran abad 21 ini bukan lagi sistem soal lalu jawaban biasa pada umunya melainkan sistem yang

dimana soal evaluasi yang diberikan guru harus macu semangat siswa dan meningkatkan kemampuan

berfikir kritis, contoh dari pemberian soal cerita pada pembelajaran matematika, pemberian gambar

untuk diamati apada pembelajaran bahasa dan masih banyak soal guna meningkatkan kemampuan

berfikir peserta didik.

Manfaat dari berfikir kritis ini banyak sekali guna peseta didik dapat menganalisis secara mendalam dari

materi yang diberikan, berfikir kritis peserta didik bisa diasah darijenjang sekolah dasar, lalu

ditingkatkan lagi pada saat peserta didika masuk ke jenjang sekolah menengah pertama, peningkatan

berfikir kritis ini membuat seseorang mampu menganalis suatu kondisi dalam kehidupan sehari-hari.


4. Kepahlawanan (Citizenship)

Tidak lupa sifat kepahlawanan harus di terapkan kepada peserta didik guna mempertahankan negara

Inonesia dari penjajahan, kemampuan kepahlawanan ini tercermin dalam pembelajaran pancasila dan

kewarganegaraan yang dimana mengandung jiwa peminpin dan pembela bangsa, maka dari itu

pendidikan pancasila dan kewarganegaraan ini memiliki peran penting pada pembelajaran abad 21.

Bukan hanya itu, sikap kepahlawanan yang tercermin dalam kegiatan pada hari senin yaitu upacara

bendera, nilai-nilai dalam upacara bendera seharusnya membuat sikap kepahlawanan peserta didik

bangkit untuk membela negara, selain dari itu kegiatan lomba pada saat kemerdekaan negara Indonesia

yang kita rayakan setiap tahunnya menjadi dorongan dalam diri untuk selalu membela bangsa.


5. Kreativitas (Creativity)

Sistem pambelajaran pada abad 21 ini menuntut peserta didika agar terus berkreativitas, peserta didik di

haruskan bisa menghasilkan suatu produk dan mengembangkan kegiatan guna mencapai tujuan

kegiatan. Adapun aspek aspek yang dinilai adalah bagaimana siswa:

a) Menentukan tantangan kreatif, siswa yang memiliki keterampilan abad 21 memiliki ciri kreatif, hal

ini tertuang dan tergambar pada saat kegiatan belajar mengajar, kreatifitas siswa tumbuh juga dilator

belakangi faktor guru yang mampu merangsang para siswa untuk mengutarakan ide dan gagasannya

dalam bentuk pendapat. Hal ini tidak lepas dari faktor keterbukaan akan informasi yang dikenal dengan

istilah literasi atau melek akan informasi.,

b) Mengidentifikasi sumber informasi, dalam keterampilan abad 21 erat kaitannya dengan literasi

informasi, siswa yang memiliki kecakapan menerima, menggali dan mampu mengidentifikasi sumber

informasi berate siswa tersebut dikatakan siswa yang melek/literlet akan informasi.

c) Mengembangkan dan memilih ide, dari kemampuan literasi informasi yang dimiliki siswa abad 21,

akan muncul ide-ide atau gagasan yang dapat dipilih dan oleh siswa secara individu dan mampu

dikembangkan secara berkelompok dalam bentuk hasil atau produk capaian.

d) Mempresentasikan hasil produk, merupakan capaian akhir atau wujud dari siswa yang mampu

berkreatifitas dan berinovasi sebagai keterampilan abad 21. Produk yang dihasilkan baik secara individu

dan kelompok akan menjadi temuan dan pengalaman baru dari siswa tersebut, hal ini juga sangat sejalan

dengan pendekatan saintific pada kurikulum 2013 dimana capaian akhir merupakan proses penemuan

pengalaman baru bagi siswa. (Frasandy, 2018)


6. Karakter (Chacter)

Karakter yang diharapakn pada sistem pembelajaran abad 21 ini dimana siswa diharapkan memiliki

karakter rasa percaya diri, rasa ingin tahu, rasa tolong menolong yang semua terbentuk dalam

pendidikan disekolah. Katakter penting dalam kegiatan pembelajaran sebab karakter sendiri ialah sesatu

yang dimana tecermin dalam diri, pola pemikiran, tingkah laku seseorang, sebab itu dalam pendidikan

harus menyumbangkan karakter yang baik bagi peserta didik.


Sumber :


https://pauddikmasaceh.kemdikbud.go.id/index.php/hidden-artikel/38-pentingnya-konsep-4c-

dalam-pembelajaran-abad-21


Rifa Hanifa Mardhiyah, S. N. (2021). Pentingnya Keterampilan Belajar di Abad 21 sebagai Tuntutan

dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia. Univesitas Pendidikan Idonesia

Frasandy, R. S. (2018). KETERAMPILAN 4C ABAD 21DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

DASAR. PGMI STKIP Nurul Huda OKU, Sumatera Selatan.